Programmable logic Controlled

PLC (Programmable Logic Control)

simulator PLC 

Secara umum, PLC (Programmable Logic Control) dapat dibayangkan seperti sebuah personal komputer konvensional (konfigurasi internal pada PLC mirip sekali dengan konfigurasi internal pada personal kompter). Akan tetapi dalam hal ini PLC dirancang untuk pembuatan panel listrik (untuk arus kuat). Jadi bisa dianggap bahwa PLC adalah komputernya panel listrik. Ada juga yang menyebutnya dengan PC (Programmable Controller).

PLC milik merk dagang OMRON ada banyak macamnya antara lain:
20 I/O points   PS 100 – 240 VAC  input 24 DC output relay  CPM1A-20CDR-A

PLC secara khusus dirancang untuk dapat menangani suatu system kontrol otomatis pada mesin-mesin industri ataupun aplikasi-aplikasi, selain padda industri kontrol lampu lalu lintas, air mancur, system bagasi di Bandara, penyiraman lapangan golf secara otomatis dll.

Didalam otak (CPU=Central Processing Unit) PLC dapat dibayangkan seperti kumpulan ribuan relay. Akan tetapi bukan berarti didalamnya terdapat banyak relay dalam ukuran yang sangat kecil. Didalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang difungsikan seperti contact NO dan contact NC relay. Bedanya dengan relay bahwa satu nomor contact relay (baik NO maupun NC) pada PLC dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi OUTPUT. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam suatu program PLC tidak diijinkan menggunakan output dengan nomor contact yang sama.

Di bawah ini berupa suatu konfigurasi sebuah kontrol system yang umum:

Apakah keunggulan PLC dibandingkan dengan konvensional kontrol panel?


Keunggulan PLC

Sistem PLC:
  1. Wiring relatif sedikit.
  2. Spare part mudah.
  3. Maintenance relatif mudah.
  4. Pelacakan kesalahan system lebih sederhana.
  5. Konsumsi daya relatif rendah.
  6. Dokumentasi gambar system lebih sederhana dan mudah dimengerti.

Konvensional kontrol panel:
  1. Wiring relatif komplek.
  2. Spare part relatif sulit.
  3. Maintenance membutuhkan waktu yang lebih lama.
  4. Pelacakan kesalahan system sangat komplek.
  5. Konsumsi daya listrik relatif tinggi.
  6. Dokumentasi gambar system lebih banyak.
  7. Modifikasi system membutuhkan waktu yang lama.

Keuntungan menggunakan PLC
  1. Lama pengerjaan untuk system baru design ulang lebih singkat.
  2. Modifikasi system mungkin tanpa tambahan biaya jika masih ada spare I/O.
  3. Perkiraan biaya suatu system design baru lebih pasti.
  4. Relatif mudah untuk dipelajari.
  5. Design system baru mudah dimodifikasi.
  6. Aplikasi PLC sangatlah luas.
  7. Mudah dalam hal maintenance.
  8. Sangat handal.
  9. Standarisasi system kontrol lebih mudah diterapkan.
  10. Lebuh aman untuk teknisi.

Beberapa contoh Aplikasi dengan PLC :
  1. Sistem konveyor.
  2. Pengolahan air limbah.
  3. Lampu lalu lintas.
  4. Robot kontrol.
  5. Moulding Injection.
  6. Pabrik semen.
  7. Pabrik sepatu.
  8. Otomatisasi bangunan.
  9. Kontrol lift.
  10. Pabrik makanan.
  11. Pabrik rokok.
  12. Pabrik mobil.
  13. Pabrik keramik.
  14. Pompa bensin.
  15. Pabrik makanan kaleng.
  16. Mesin sablon.
  17. Pabrik kaca.
  18. Pabrik beton bertulang.
  19. dll.

Konfigurasi Programmable Logic Control (PLC) [1]
Struktur dasar dari suatu PLC adalah seperti gambar di bawah ini :
 
  1. Power Supply Unit
Unit ini berfungsi memberikan sumber daya pada PLC sehingga memungkinkan PLC untuk dapat bekerja.

  1. Central Processing Unit  (CPU)
Unit ini merupakan otak dari PLC. Di unit inilah program yang telah dibuat diolah sesuai dengan hukum kontrol logic sehingga sistem kontrol yang telah kita desain dapat bekerja sesuai dengan keinginan kita. Di samping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja dari PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memori, dan unit I/O. Irama kerja dari CPU PLC dikendalikan oleh suatu generator clock di luar CPU yang bervariasi sesuai dengan tipe dari PLC.
  1. Memori Unit
Untuk menyimpan program yang telah dibuat maka diperlukan suatu unit memori elektronik. Unit memori yang dipakai bisa berupa :
  1.  Random Acces Memory (RAM) 
  2.  Erasable Programmable Read Only Memory (EPROM)
  3. Electrical Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM)
Selain untuk menyimpan  program kerja , memori juga digunakan untuk menyimpan data dan status input/output (interfacing information) dan menyimpan data/informasi untuk fungsi-fungsi internal (timer, counter, marker relay, dan lain-lain). Untuk menjaga agar program kerja dan data-data yang penting tidak hilang jika terdapat suatu gangguan power supply, maka pada PLC sering disertai dengan suatu battery backup.
PLC ukuran kecil umumnya mempunyai kapasitas memori berkisar antara 300-1000 instruksi, sedangkan untuk PLC skala besar unit memory dapat dikembangkan antara 1K – 64K instruksi. Pengembangan memory biasanya dilakukan dengan penambahan memory card.

  1. Input/Output  (I/O) Unit
Pada umumnya informasi data pada PLC dinyatakan dalam bentuk tegangan listrik antara 5-15 VDC, sedangkan diluar sistem tegangan bervariasi dari 24-240 VDC maupun AC, demikian juga dengan arusnya. Unit I/O dimaksudkan untuk interfacing antara kedua skala besaran tersebut. PLC yang modern biasanya sudah menggunakan komponen yang mempunyai sifat electrically isolated terhadap sistem di luar PLC. Komponen yang biasa digunakan adalah optoisolator yang terdiri dari LED dan phototransistor.




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India